Minggu, 11 Mei 2014

Permasalahan Perumahan dan Permukiman

Permasalahan Perumahan dan Permukiman yang Ada Di Indonesia 1. Permasalahan kuatitatif --> jumlah rumah yang tersedia tidak sesuai dengan permintaan (backlog) 2. Masalah keterjangkauan (affordibility) --> tersedianya perumahan dan permukiman yang disediakan oleh developer cenderung tidak dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) 3. Slums area sebagai solusi --> hal ini sebagai dampak dari tidak terjangkaunya harga rumah yang dibangun oleh para developer. Slums area tidak selalu dipandang sebagai suatu masalah, namun juga terkadang bisa menjadi solusi terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) 4. Ironi rumah kosong dan lahan terlantar (idle land) --> disatu sisi ada penduduk yang tak mampu menjangkau perumahan dan permukiman yang ada namun disisi lain terdapat rumah kosong dan lahan terlantar. Hal ini dikarenakan ada beberapa orang yang memiliki uang berlebih yang mereka gunakan untuk medapatkan rumah dan lahan kosong tersebut sebagai investasi mereka, yang terkadang rumah dan lahan yang kosong tersebut dibiarkan begitu saja. Kasus: Terdapat konflik di kota - kota besar, misalnya di Jakarta. Slums area yang ada di sana hendak digusur yang kemudian akan digantikan oleh rumah susun (rusun). Satu pihak mengatakan kalo itu termasuk salah satu pelanggaran HAM. Perlu kaji lagi bahwa pihak yang mengatakan pelanggaran HAM tersebut bisa jadi ia termasuk oknum - oknum yang ingin meng-okupansi/ manjarah lahan yang ada untuk kepentingan dia sendiri. intinya permasalahan terkait perumahan dan permukiman ini perlu beberapa pengkajian yang melibatkan berbagai stakeholder. Selain itu perlunya peraturan yang tegas terhadap perijinan pendirian bangunan dan pemilikan lahan, sehingga orang tidak seenaknya bisa memiliki rumah dan lahan yang ada, yang seharusnya bisa digunakan untuk kepentingan yang lain yang lebih bermanfaat dan digunakan oleh orang - orang yang benar - benar membutuhkannya. sumber : rangkuman kuliah perumahan dan permukiman 12 Mei 2014

0 komentar:

Posting Komentar