- PENDAHULUAN
Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota mempelajari
berbagai disiplin ilmu, salah satunya ialah interpretasi citra. Untuk
menginterpretasikan citra diperlukan data pemukaan bumi sebagai data
referensi. Salah satu jenis data permukaan bumi adalah data yang
berkaitan dengan spasial dan data attribut suatu wilayah. Ciri spasial
adalah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi tekstur, bentuk,
ukuran, pola, situs, bayangan, asosiasi. Dalam menginterpretasikan
sebuah peta diperlukan citra. Citra dapat diartikan sebagai gambaran
yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan
atau rekaman suatu alat pemantau.
Interpretasi
ruang digunakan dalam banyak bidang, seperti bidang perikanan, bidang
geografi, termasuk dalam bidang perencanaan wilayah dan kota.
Interpretasi citra visual dalam bidang perencanaan ruang sangat berguna .
Karena dalam bidang perencanaan wilayah dan kota diperlukan data-data
yang berhubungan dengan tata ruang. Untuk menentukan tata ruang yang
sesuai dengan keadaan yang ada, diperlukan citra dalam pengolahannya.
Citra membantu para perencana untuk mendapatkan data berupa gambar peta,
kemudian peta tersebut diolah sehingga menghasilkan informasi sesuai
kebutuhan. Katajaman dan keakuratan citra juga mempengaruhi hasil peta
yang diolah. Semakin akurat dan semakin tajam citra yang digunakan, maka
semakin bagus hasil peta yang diolah. Sebaliknya, citra yang kurang
akurat maka hasil peta yang diolah pun tidak akan menghasilkan peta
sesuai kebutuhan. Interpretasi citra visual dalam perencanaan wilayah
dan kota dapat dimanfaatkan untuk membuat peta tata guna lahan, pata
administrasi dan peta lainnya yang berhubungan dengan penataan ruang.
Maksud ruang disini adalah yang mencakup wilayah daratan yang didalamnya
ditempati oleh berbagai makhluk hidup.
Interpretasi citra visual memiliki tujuan yaitu:
a. Dengan interpretasi citra visual dapat diperoleh data dan informasi secara cepat, tepat dan akurat
b. Peta dapat disimpulkan dan dianalisis dengan teliti yang diolah menggunakan citra
c. Dengan citra gambaran objek yang sangat sulit dijangkau oleh pengamatan langsung (lapangan) dapat diketahui dengan cepat
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
a. Citra
b. Laptop yang sudah terinstal: arcgis
IV. Kajian Praktikum
Dalam
penerapan interpretasi ruang ini menggunakan landasan teori
interpretasi citra visual. Perencanaan wilayah dan kota memerlukan
data-data yang berkesinambungan, untuk memeroleh data yang
berkesinambungan tersebut diperlukan beberapa alat pendukung, seperti
arcgis. Arcgis merupakan software yang dirancang khusus untuk mengolah
peta. Untuk mengolah peta, diperlukan citra. Didalam citra terdapat
Sembilan kunci interpretasi, yaitu:
a. Rona dan Warna
Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra, sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata.
b. Ukuran
Ukuran
menunjukkan besaran yang ada dalam peta. Ukuran meliputi dimensi
panjang, luas, tinggi, kemirigan, dan volume suatu objek.
c. Tekstur
Tekstur menunjukkan halus atau tidaknya gambar suatu peta.
d. Bentuk
Bentuk
merupakan atribut yang jelas, sehingga banyak obyek yang dapat dikenali
berdasarkan bentuknya saja. Misalnya lapangan, dapat diketahui dari
bentuknya yang persegi panjang.
e. Pola
Pola
merupakan susunan keruangan, dan susunan keruangan ini merupakan cirri
yang menandai bagi banyak obyek bentukan manuasia dan obyek bentukan
alamiah. Contoh: pola tidak teratur (seperti pada perkebunan, hutan),
pola teratur ( seperti pada sawah).
f. Tinggi
Dalam peta terdapat beberapa bengunan dan beberapa pepohonan. Bangunan dan pepohonan tersebut memiliki tinggi.
g. Bayangan
Bangunan dan pepohonan yang memiliki ketinggian pasti memiliki bayangan.
h. Situs
Situs menjelaskan letak obyek terhadap obyek lain disekitarnya. Contoh adanya sebuah lapangan situsnya di sekitar bangunan.
i. Asosiasi
Merupakan
keterkaitan antara obyek yang stu dengan obyek lain. Misalnya antara
obyek yang satu dengan obyek yang lainnya membentuk kelompok-kelompok.
j. Nama objek
Merupakan keterangan objek yang ada dalam peta.
V. Tahapan Pelaksaan
1. Buka arcgis
2. Setelah arcgis terbuka, masukkan peta dengan cara klik add data
3. Setelah pilih file klik add
4. Klik ok
5. Digit peta dengan cara mengubah new creat feature menjadi cut polygon features
6. Pada editor diubah menjadi start editing
7. Setelah di edit, buat keterangannya dengan cara klik kanan pada layer-pilih open attribute table
Isi tebel dengan keterangan kode, rona/warna, ukuran, tekstur, bentuk, pola, tinggi, bayangan, situs,asosiasi, nama objek.
8. Buat ITP (Indeks Tepi Peta)
9. Simpan peta yang sudah didigit dan yang sudah diberi ITP dengan cara klik file-pilih save
10. Export peta ke dalam satu folder dengan cara klik file-export map
VI. Hasil dan pembahasan
Interpretasi
citra visual memiliki sembilan kunci, Sembilan kunci tersebut
diantaranya adalah rona/warna, tekstur, bentuk, pola, tinggi, bayangan,
situs, asosiasi, dan nama objek. Dari peta yang diolah didapatkan hasil
sebagai berikut:
Rona/warna : cerah/hijau
Tekstur : Halus
Bentuk : Tidak teratur
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Tidak ada
Bayangan : Tidak ada
Situs : Berlokasi deka pemukiman dan jalan
Asosiasi : Antara satu objek dengan objek yang lain membentuk kelompok-kelompok
Nama objek : Sawah/ruang terbuka hijau
|
Rona/warna:Gelap/Merah kecoklatan
Tekstur : Kasar
Bentuk : Tidak teratur
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Memiliki tinggi bayangan kira-kira antar 3 m – 9 m
Bayangan : Ada bayangan bangunan
Situs : Berlokasi diantara ruang terbuka hijau
Asosiasi : Antara satu objek dengan objek lainnya membentuk kelompok-kelompok
Nama objek : Pemukiman
|
Rona/warna : Gelap/merah kecoklatan
Tekstur : Kasar
Bentuk : Tidak teratur
Pola : Tidak teratur
Tinggi : Rata-rata tinggi bangunan kira-kira 9 m
Bayangan : Ada bayangan bangunan
Situs : Berlokasi diantara bangunan yang lain serta ruang terbuka hijau
Asosiasi : Berasosiasi dengan bangunan, jakan dan ruang terbuka hijau
Nama objek : Kawasan pendidikan
|
Rona/warna : Gelap/hitam
Tekstur : Kasar
Bentuk : Memanjang dan lurus
Pola : Teratur
Tinggi : Tidak ada
Bayangan : Tidak ada
Situs : Berlokasi dipinggiran kota
Asosiasi : Berasosiasi dengan bentuk persimpangan
Nama objek : Jalan
|
Rona/warna : Terang/putih
Tekstur : Kasar
Bentuk : Tidak teratur
Pola : Persegi
Tinggi : Tinggi bangunan kira-kira 9 m
Bayangan : Ada bayangan bangunan
Situs : Berlokasi disekitar ruang terbuka hijau
Asosiasi : Antara satu objek dengan objek lainnya membentuk kelompok-kelompok
Nama objek : Rumah sakit
|
Adanya
sembilan kunci tersebut dapat memberi keterangan bahwa objek mana saja
yang didigit, sehingga menghasilkan peta sesuai dengan kebutuhan.
VII. Kesimpulan
Interpretasi citra hampir digunakan dalam banyak bidang,
seperti bidang geografi, bidang perikanan termasuk dalam bidang
perencanaan wilayah dan kota. Interpretasi citra dalam bidang
perencanaan wilayah dan kota dapat membantu para perencana untuk
mengolah dan menghasilkan peta sesuai kebutuhan. Untuk menghasilkan peta
sesuai kebutuhan, diperlukan data permukaan bumi sebagai data
referensi.
Salah satu jenis data permukaan bumi adalah spasial. Ciri
spasial adalah ciri yang terkait dengan ruang. Peta yang telah diolah
yang sesuai dengan data yang ada akan menghasilkan peta yang sesuai
dengan kebutuhan. Sebaliknya, peta yang diolah tidak berdasarkan data
yang ada tidak akan menghasilkan peta sesuai kebutuhan
Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/27869845/interpretasi-citra. 2011. “Interpretasi Citra“, dalam scribd. Diunduh sabtu, 14 April 2012.
http://www.scribd.com/doc/61755549/11/Teknik-Interpretasi-Visual.2011“Teknik Interpretasi Visual”, dalam scribd. Diunduh sabtu, 14 april 2012.
0 komentar:
Posting Komentar