Selasa, 10 Desember 2013

dia

Malam itu adalah kali pertama aku menangis yang orang lain mengetahuinya. Saat itu 'mr. J' seperti biasanya melakukan hal-hal yang tidak pada awktunya, dia menelepon ku. Untuk menghilangkan rasa suntuk, aku pun mengangkat telfonnya. Dan seperti biasa kami saling cerita satu sama lain. Saat itu aku bercerita bahwa aku sangat rindu pada ortu ku dan aku ingin pulang, namun aku belum bisa bertemu mereka. Ketika ia menanggapi cerita ku, tiba-tiba tetes air membasahi pipi ku. Karena menangis menjadikan suara ku berubah tak seperti biasanya, ia pun menanyakannya. "Kamu nangis?" karena malu tak ingin dianggap lemah, aku mengelak, hingga akhirnya aku tak mampu menyembunyikannya lagi dan aku pun mengakuinya. terkadang aku berpikir, apa benar aku akan menikah dengannya??ntah lah, secara umum memang dia tak ada kurangnya. Namun, aku tak suka cara pandangnya terhadap sekolah. Dulu ia kuliah, namun ketika menginjak semester 3 dia droup out, ada masalah katanya. Aku slalu mempermasalahkan hal itu. Yang jelas aku tak ingin memiliki pasangan hidup yang berpendidikan lebih rendah dari aku. Semoga saja dia cepat sadar dan segera menyelesaikan pendidikannya. Dia belum saja menyerah tuk mendapatkan hati ku (huek,kayanya jijik bgt deh). aku bimbang tuk memilihnya, ntah lah harus bagaimana. Mungkin kalo ada laki-laki lain yang mendekati ku yang lebih baik darinya, aku akan benar-benar meninggalkan dan melupakannya, namun sampai sekarang???

0 komentar:

Posting Komentar